
Terlepas dari pembentukan kabupaten Mesuji tersebut, muncul problem baru yang terus berkembang di tengah masyarakat, yaitu masalah penetapan calon ibu kota kabupaten Mesuji yang kini terus bergulir. Hal tersebut dilatarbelakangi keinginan pihak eksekutif dengan melayangkan surat kepada ketua DPRD Tulangbawang, pada tanggal 16 November 2006 perihal permohonan penerbitan SK DPRD Kabupaten Tulangbawang terkait dengan penetapan ibu kota calon kabupaten Tulangbawang Barat dan Mesuji.
Dalam permohonan tersebut terungkap, calon ibu kota kabupaten Mesuji adalah Simpang Pematang. Namun, di pihak lain dari kalangan masyarakat Mesuji menolak dan menghendaki calon ibu kota kabupaten Mesuji ditetapkan di Mesuji atau minimal dekat dengan daerah Mesuji karena mempertimbangkan fakta dan historisnya bahwa Mesuji adalah kecamatan tertua yang pembangunannya sangat tertinggal.
Secara geografis, Kecamatan Mesuji terletak di tengah-tengah antara kecamatan lain. Sesuai dengan hasil pemilihan dan penjaringan aspirasi masyarakat, beberapa waktu yang lalu di sekretariat Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Mesuji (P3KM), terpilih salah satunya Kecamatan Mesuji memiliki skor tertinggi dari hasil tim kajian Unila, dengan adanya hibah tanah dari masyarakat seluas 98,5 ha lebih dan di samping itu juga memiliki adat-istiadat turun-temurun (marga).
Berdasarkan hasil pertemuan antara tokoh-tokoh Mesuji, pemuda, mahasiswa, dan Lembaga Adat Mesuji (LAM) dalam dialog di Kantor Lampung Post dan Radar Lampung pada tanggal 18 Januari 2007, terungkap penolakan hasil tim kajian Unila tentang penetapan calon ibu kota Mesuji. Dan masyarakat Mesuji menginginkan calon ibu kota kabupaten Mesuji di Kecamatan Mesuji serta dibentuknya Panitia Persiapan Calon Ibu Kota Kabupaten Mesuji.
Menyikapi hal tersebut, kami dari mahasiswa yang tergabung dalam Asosiasi Mahasiswa Mesuji (AMM) meminta dan mengharapkan kepada pihak legislatif, eksekutif, dan P3KM untuk bisa mempertimbangkan keinginan mayoritas masyarakat, berpikir arif, transparan, dan lebih mengedepankan asas demokrasi demi kemajuan Mesuji. Perlu diketahui, pada tanggal 23 Januari 2007, rencananya Bupati Tulangbawang melakukan kunjungan kerja ke Mesuji, yaitu di Wiralaga.
Akan tetapi, tanpa alasan jelas, rencana kunjungan tersebut dibatalkan. Padahal, masyarakat Mesuji sangat mengharapkan kedatangan Pak Bupati. Semestinya kunjungan kerja tak perlu dibatalkan karena Bupati bisa langsung melihat dan mendengar aspirasi masyarakat Mesuji. Selama ini peran aktif eksekutif, legislatif, dan P3KM dalam prosesnya belum mempertimbangkan dan memperhatikan fakta dan historis serta aspirasi masyarakat karena pada prinsipnya perlu diprioritas dalam penyelesaiannya. Jangan sampai tidak dipikirkan dan dipertimbangkan, sehingga nanti menghambat kemajuan Mesuji dalam rangka melahirkan kabupaten yang dicita-citakan masyarakat.