09 Desember 2008

Masyarakat Mesuji Tolak Pejabat Impor

Laporan Wartawan RNN

MESUJI – Untuk pejabat luar yang berniat mengisi jabatan Pejabat (Pj) Bupati Mesuji harus berfikir matang. Ini menyusul penolakan keras komponen masyarakat setempat terhadap pejabat luar daerah untuk mengisi jabatan tersebut. Mereka hanya memberikan restu kepada pejabat daerah setempat untuk menjadi Pj. Bupati Mesuji.

Disampaikan tokoh masyarakat setempat yang juga anggota tim perumus Kabupaten Mesuji Agus Salim Harahap kepada Radar Tuba (grup Radar Kotabumi, red) kemarin, alasan memilih pejabat daerah demi kepentingan bersama. Pejabat daerah dinilai mengetahui lebih dalam keinginan pembangunan daerah.

”Pejabat daerah mengetahui kondisi geografis, monografis, maupun aspek lainnya. Ini menjadi modal utama untuk membangun sebuah daerah,” tukasnya.

Tak hanya itu, pihaknya juga menekankan pejabat daerah tersebut haruslah sosok yang juga berperan terhadap pemekaran Kabupaten Mesuji. ”Jangan dari Bandarlampung atau Jakarta. Karena itu akan merusak semangat pembangunan,” ulasnya.

Agus menambahkan, jika diibaratkan bangunan, maka Kabupaten Mesuji kini dalam tahap membangun fondasi. Jika sejak awal fondasi yang dibangun rapuh, maka ke depan kabupaten ini pun tak dapat berdiri kokoh. ”Dari awal kita sudah sosialisasikan kepada masyarakat. Bahwa, pemimpin kabupaten ini haruslah memiliki konsep yang matang. Ia mengerti situasi dan kondisi daerah,” katanya.

Saat disindir nama yang layak menduduki jabatan orang nomor satu di Kabupaten Mesuji tersebut, Agus enggan menyebutnya. ”Soal nama terserah Bupati-lah, karena bupati yang lebih mengerti. Apa kata bupati kita terima saja,” katanya seraya yakin nama yang akan diajukan Bupati Tuba DR. Abdurachman Sarbini, S.H., M.H., M.M., merupakan kebijakan yang tepat.

Untuk ini, ia tetap mengingatkan bupati maupun gubernur tetap mendengarkan aspirasi masyarakat. ”Masyarakat telah sepakat untuk menolak Pj. Bupati Mesuji yang merupakan pejabat luar daerah. Kami akan ajukan protes kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Karena untuk pembangunan kabupaten ini komponen masyarakat memiliki peranan penting di dalamnya. Kami tidak ingin semua menjadi sia-sia,” tandasnya. (*)

11 November 2008

KTM Mesuji Diresmikan April

Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) di Kabupaten Tulang Bawang, tepatnya di Kampung Tanjung Mas, Makmur, Kecamatan Mesuji Timur, diprediksi diresmikan pada April mendatang, dan direncanakan akan langsung dihadiri Presiden SBY.

Beberapa waktu lalu, Tim Pokja Pusat (P2MKT) dipimpin Drs Joko Sidik Pramono, MM, Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat Dan Kawasan Transmigrasi Depnakertrans telah mengunjungi lokasi KTM di Tuba.

Wakil Bupati Tuba, Agus Mardihartono, didampingi Kepala Disnakertrans, Ir Ahmad Syukur, yang ditemui Fokus di ruang kerjanya, membenarkan jika Tim P2MKT telah turun ke lokasi untuk melihat perkembangan pembangunan yang ada.
Dan, “Kalau tidak ada aral melintang, Insya Allah KTM ini pada bulan April mendatang akan diresmikan langsung oleh Presiden SBY,“ ucapnya.
Hal senada disampaikan Joko Sidik Pramono. “Pada awal 2009 nanti, KTM di Mesuji Timur akan segera dirampungkan,” kata dia sambil menjelaskan hal itu sesuai Instruksi Presiden Nomor 05 tahun 2008.
Terkait dengan itu, Joko Sidik Pramono meminta pembangunan oleh lintas sektoral yang melibatkan 14 departemen tersebut dapat sesuai harapan. “Saya meminta seluruh departemen terkait dapat menganggarkan kekurangan dalam pembangunan KTM ini di tahun 2009, sehingga Instruksi Presiden yang berisikan tentang fokus penembangan ekonomi tahun 2009–2010 dapat terlaksana tepat waktu, dengan hasil yang maksimal,” ujarnya lagi.

Tentang hasil peninjauannya ke lokasi KTM Tuba di Mesuji Timur, Joko Sidik Pramono menyatakan, pembangunan KTM yang dilakukan dapat dikatakan berkembang pesat. Terbukti, banyak ide cemerlang yang muncul dari tim pokja kabupaten serta pihak kecamatan, sehingga menjadi nilai tambah konsep KTM itu sendiri.

Jujur saja, “Kami kagum dengan terobosan yang dilakukan Pemkab Tuba maupun Pemprov Lampung,” ucap salah satu tim pokja pusat.

Author: Nanang Suryana | Files under Uncategorized
Sumber : www.seruit.com

Lokasi Kabupaten Mesuji

Dalam berbagai pendapat dari responden tentang diamana lokasi tempat kabupaten mesuji nanti akan dibentuk, daerah tersebut diantaranya :
1. Wiralaga
2. SP 8
3. Brabasan
4. SPU A

dan masih banyak lagi tempat-tempat lain yang diusulkan sebagai tempat kabupaten mesuji nanti terbentuk.

Menurut para responden, banyak yang mengusulkan lokasinya berada di Wiralaga kecamatan mesuji. Dengan berbagai alasan, mereka berpendapat wiralaga sangat cocok untuk lokasi kabupaten mesuji karena merupakan desa tertua dan banyak sekali adat istiadat dari mesuji itu sendiri, misalkan adat pernikahan dari mesuji, ciri khas masakan dan makanan mesuji. Daerah ini juga sangat cocok untuk area olahraga dan pemukiman penduduk dan area agrobisnis karena sangat dekat dengan laut dan sungai mesuji (soengai gaboeng).

Daerah Wiralaga juga akan menjadi tempat perlintasan transportasi Lintas Pantai yang menghubungkan khususnya daerah perairan...

Untuk daerah-daerah lainnya, mereka mempunya pendapat masing-masing. Misalkan di SP 8 mereka memperkirakan daerah untuk lokasinya sangat luas karena disana masih banyak area yang kosong untuk melalukan pembangunan.

Sedangkan di daerah Brabasan, ini juga sudah mulai ramai karena disana untuk jalan daratntya sudah lumayan bagus.

SPU A juga mereka berpendapat sangat cocok untuk lokasi kabupaten mesuji, karena daerah ini adalah salah satu jalur lalu lintas antara lampung dan palembang, yang melewati jalan darat Jalan Lintas Timur.

Tapi semuanya itu kembali ke asal dari mesuji itu sendiri, yang identik dengan perairan dan ciri khas dari mesuji itu sendiri...

01 November 2008

Profil Kota Terpadu Mandiri Mesuji

Kabupaten Tulang Bawang termasuk ke dalam wilayah Provinsi Lampung terdiri atas 24 kecamatan, 240 kampung/kelurahan, terhitung sejak keluarnya Perda No. 07 Tahun 2005 (BPS, 2006). Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas wilayah 7.770,84 Km2 atau 22 % dari luas keseluruhan Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang terletak pada jalur jalan nasional yaitu jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Kota Bandar Lampung dengan kota-kota utama di Pulau Sumatera.

Baca selengkapnya

22 Oktober 2008

Mempertimbangkan Penetapan Kabupaten Mesuji

OTONOMI daerah (otda) dianggap baik bila dalam upaya percepatan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat. Begitu pun rencana pemekaran Kabupaten Tulangbawang, sekaligus pembentukan kabupaten Mesuji dan Tulangbawang Barat sebagai salah satu solusi terbaik dalam rangka pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Terlepas dari pembentukan kabupaten Mesuji tersebut, muncul problem baru yang terus berkembang di tengah masyarakat, yaitu masalah penetapan calon ibu kota kabupaten Mesuji yang kini terus bergulir. Hal tersebut dilatarbelakangi keinginan pihak eksekutif dengan melayangkan surat kepada ketua DPRD Tulangbawang, pada tanggal 16 November 2006 perihal permohonan penerbitan SK DPRD Kabupaten Tulangbawang terkait dengan penetapan ibu kota calon kabupaten Tulangbawang Barat dan Mesuji.



Dalam permohonan tersebut terungkap, calon ibu kota kabupaten Mesuji adalah Simpang Pematang. Namun, di pihak lain dari kalangan masyarakat Mesuji menolak dan menghendaki calon ibu kota kabupaten Mesuji ditetapkan di Mesuji atau minimal dekat dengan daerah Mesuji karena mempertimbangkan fakta dan historisnya bahwa Mesuji adalah kecamatan tertua yang pembangunannya sangat tertinggal.

Secara geografis, Kecamatan Mesuji terletak di tengah-tengah antara kecamatan lain. Sesuai dengan hasil pemilihan dan penjaringan aspirasi masyarakat, beberapa waktu yang lalu di sekretariat Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Mesuji (P3KM), terpilih salah satunya Kecamatan Mesuji memiliki skor tertinggi dari hasil tim kajian Unila, dengan adanya hibah tanah dari masyarakat seluas 98,5 ha lebih dan di samping itu juga memiliki adat-istiadat turun-temurun (marga).

Berdasarkan hasil pertemuan antara tokoh-tokoh Mesuji, pemuda, mahasiswa, dan Lembaga Adat Mesuji (LAM) dalam dialog di Kantor Lampung Post dan Radar Lampung pada tanggal 18 Januari 2007, terungkap penolakan hasil tim kajian Unila tentang penetapan calon ibu kota Mesuji. Dan masyarakat Mesuji menginginkan calon ibu kota kabupaten Mesuji di Kecamatan Mesuji serta dibentuknya Panitia Persiapan Calon Ibu Kota Kabupaten Mesuji.

Menyikapi hal tersebut, kami dari mahasiswa yang tergabung dalam Asosiasi Mahasiswa Mesuji (AMM) meminta dan mengharapkan kepada pihak legislatif, eksekutif, dan P3KM untuk bisa mempertimbangkan keinginan mayoritas masyarakat, berpikir arif, transparan, dan lebih mengedepankan asas demokrasi demi kemajuan Mesuji. Perlu diketahui, pada tanggal 23 Januari 2007, rencananya Bupati Tulangbawang melakukan kunjungan kerja ke Mesuji, yaitu di Wiralaga.

Akan tetapi, tanpa alasan jelas, rencana kunjungan tersebut dibatalkan. Padahal, masyarakat Mesuji sangat mengharapkan kedatangan Pak Bupati. Semestinya kunjungan kerja tak perlu dibatalkan karena Bupati bisa langsung melihat dan mendengar aspirasi masyarakat Mesuji. Selama ini peran aktif eksekutif, legislatif, dan P3KM dalam prosesnya belum mempertimbangkan dan memperhatikan fakta dan historis serta aspirasi masyarakat karena pada prinsipnya perlu diprioritas dalam penyelesaiannya. Jangan sampai tidak dipikirkan dan dipertimbangkan, sehingga nanti menghambat kemajuan Mesuji dalam rangka melahirkan kabupaten yang dicita-citakan masyarakat.



Mesuji Jadi Kabupaten Terus Bergulir

MESUJI (Lampost): Wacana terbentuknya Mesuji menjadi kabupaten terus bergulir. Bahkan, tokoh-tokoh masyarakat setempat memberikan gambaran sejarah Mesuji yang sebenarnya.

Tokoh masyarakat Mesuji, Haryati Candralela Sinungan, mengatakan sejarah Mesuji terbentuk dari masyarakat pendatang dengan membuka lahan pada tahun 1865 oleh Muhammad Ali dari Sirah Padang, OKI, Sumsel.

"Kemudian Ali membuka lahan untuk pertanian, perladangan, dan perkebunan di sepanjang Sungai Mesuji, sehingga menghasilkan komoditas seperti padi, rotan kelapa, dan tanaman keras lainnya," ujarnya, Minggu (20-3).



Kemudian Muhammad Ali mengambil tempat tinggal di Sungai Kabung 1, disebut Sungai Kabung karena muara sungai tersebut dihuni seseorang yang bernama Pak Kabung. Setelah berjalan beberapa tahun, kata Haryati, memperhatikan luas tanah dan subur, pada 1870 Muhammad Ali melanjutkan usahanya dengan mengajak beberapa kepala keluarga dari daerah Komering Ilir (Ogan Komering Ilir/OKI) dan bersama-sama membangun Mesuji.

Menurut Haryati, suku-suku yang dibawa suku Sirah Pulau Padang yang disebut suku Seri Pulau, suku Sugih Waras/Benawa yang disebut suku Sugih Waras. Kemudian suku Kayu Agung yang disebut suku Kayu Agung, suku Palembang disebut suku Palembang, dan suku Lampung Tulangbawang yang disebut suku Lampung.

Sementara, Pemerintah Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur, mengusulkan ke Pemkab Lampung Timur soal pemekaran desa, menyusul adanya desakan masyarakat dan menyambut perubahan status beberapa desa yang diproyeksikan akan jadi kelurahan.

Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Harun Kurniadi, mendampingi Camat Labuhanratu Agus Subagyo, mengatakan warga yang mengusulkan pemekaran desa adalah warga Dusun Klahang yang kini merupakan bagian dari Desa Labuhanratu Induk. Kemudian Dusun Plangijo yang merupakan bagian dari Desa Labuhanratu VI. Sementara, penduduk di Dusun Klahang berjumlah 1.405 jiwa atau 405 keluarga dan penduduk di Dusun Plangijo berjumlah 1.300 jiwa atau 400 keluarga. Alasan warga agar kedua dusun tersebut dimekarkan jadi sebuah desa, di antaranya agar rentang kendali makin dekat dan memudahkan pelayanan masyarakat.

Atas usulan tersebut, kata Harun, kecamatan yang dipimpin Camat Labuhanratu Agus Subagyo lalu menggelar musyawarah pengembangan desa (musbangdes) di kantor desa masing-masing. Kades Labuhanratu Induk Fachrul Ib. dan Kades Labuhanratu VI Prayit tidak keberatan dusun yang merupakan bagian dari desanya dimekarkan menjadi desa. Peserta rapat pun menyepakati nama untuk kedua desa baru itu, masing-masing Desa Labuhanratu VIII untuk Dusun Klahang, sementara Dusun Plangijo menjadi Desa Labuhanratu IX.

Sehingga, jika kedua desa itu terbentuk, berarti Kecamatan Labuhanratu punya sebelas desa yaitu Desa Labuhanratu Induk, Labuhanratu III, Labuhanratu IV, Labuhanratu V, Labuhanratu VI, Labuhanratu VII, Labuhanratu VIII, Labuhanratu IX, Rajabasa Lama Induk, Rajabasa Lama I, dan Rajabasa Lama II.

"Hasil musbang sudah kami sampaikan ke kabupaten. Mudah-mudahan hari ini (Senin, red) tim kabupaten akan meninjau lokasi dan berdialaog dengan masyarakat," kata dia.

Selain warga dusun di atas, kata dia, sebenarnya warga di salah satu dusun di Desa Rajabasa Lama Induk juga menginginkan hal yang sama. Tapi, hal itu ditolak kades setempat dengan alasan dusun yang akan dipecah tidak memenuhi syarat. Tapi, kades tidak memerinci syarat dimaksud.

"Kecamatan hanya mengusulkan warga yang menginginkan dusunnya berubah jadi desa. Itu pun harus cukup syarat. Sebenarnya, Desa Rajabasa Lama Induk sudah waktunya untuk dimekarkan," kata dia.

Dia menambahkan kalau dusun di atas dimekarkan jadi desa persiapan, kecamatan pun sudah mengantongi nama-nama yang nantinya akan menjabat sebagai penjabat kepala desa. Mereka adalah Hamdani, sebagai penjabat Kades Labuhanratu VIII dan Tukiyat selaku penjabat Kades Labuhanratu IX.

"Mudah-mudahan Pemkab Lampung Timur merestui pemekaran desa ini. Sebab, hal itu bertujuan selain memperpendek rentang kendali, memudahkan pelayanan masyarakat serta menyambut perubahan status beberapa desa di Kecamatan Labuhanratu jadi kelurahan," kata dia.n WID/DIN/D-2



21 Oktober 2008

Mesuji akan Pisah dari Tulang Bawang

SIMPANG PEMATANG (Lampost): Upaya pemisahan Mesuji dari Tulangbawang terus dilakukan Panitia Persiapan Pembentukan Kabupaten Mesuji (P3KM).

Bahkan, tim peneliti dari Unila sudah datang mengkaji di lapangan.

Sekretaris P3KM Agus Salim Harahap mengatakan berupaya agar pembentukan Kabupaten Mesuji cepat terealisasi.

"Dukungan politik dari masyarakat terus mengalir ke sekretariat. Bahkan dari 105 kampung di delapan kecamatan, sudah 100 kampung menyatakan siap mendukung terbentuknya kabupaten baru," kata dia, Rabu (9-3).

Delapan kecamatan yang dimaksud, kata Agus, rencananya dimasukkan wilayah Kabupaten Mesuji yaitu; Way Serdang, Mesuji, Simpang Pematang, Tanjungraya, Penawartama, Rawajitu Utara, Rawajitu Selatan, dan Rawajitu Timur.



Dia menyatakan delapan kecamatan dengan 105 desa/kampung, 100 di antaranya menyatakan mendukung terbentuknya Kabupaten Mesuji. dengan delapan kecamatan, itu berarti luas Mesuji mencapai 4.308,97 km�MDSU�2 atau 50 persen dari luas Tulangbawang sekarang yang 7.770,84 km�MDSU�2.

Mengenai batas, kata Agus, pihaknya belum bisa menentukan, akan tetapi sebagian masyarakat berharap mengacu pada wilayah Mesuji Lampung di antaranya dihitung dari Sungai Pidada di Bujukagung, Banjaragung.

"Jika berdasarkan batas itu luas wilayah Mesuji Lampung hanya 3.556 km�MDSU�2, tapi yang jelas semuanya masih dalam wacana dan perlu pengkajian lebih lanjut," katanya.

Sekretaris P3KM menambahkan guna mempercepat rencana itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Unila sebagai lembaga peneliti. Bahkan, peneliti dari Universitas Lampung (Unila) yang dipimpin DR. John Hendri dan Ir. Erdi Suroso datang ke rumah Ketua P3KM Ismail Ishak di Unit II Banjaragung untuk meneliti.

Agus mengaku belum tahu persis kapan penelitian itu dilakukan karena anggaran pemda tentang persiapan pembentukan kabupaten belum disahkan Dewan. "Kami menunggu apakah anggaran disahkan Dewan atau tidak," ujar dia.

Dia menjelaskan kedatangan DR. John Hendri sebagai ketua Lembaga Peneliti Unila, memang belum membicarakan teknis penelitian, tapi baru sebatas memperkenalkan persoalan-persoalan umum yang harus dikaji dalam penelitian nantinya. Mereka, kata Agus, juga menyerahkan buku berjudul term of reference (ToR) Studi Kelayakan Pembentukan Kabupaten Mesuji (Pemekaran).

Dalam buku itu termuat latar belakang persoalan, dasar acuan yang akan diteliti: kemampuan ekonomi, potensi daerah, kondisi sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, luas daerah, dan lain-lain.

Namun, mengenai calon ibu kota kabupaten, Agus enggan memberikan penjelasan karena persoalan ini jauh dan kini dalam wacana. "Yang jelas soal ibu kota kami serahkan ke tim peneliti," kata dia.n WID/D-2